MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
Manusia Sebagai Mahluk Sosial Dan
Budaya
Nama : Sese
Sonia
Kelas : 2 Sa 01
Npm : 16611702
Kelas : 2 Sa 01
Npm : 16611702
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya
panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan anugrahnya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya .makalah ini berjudul :
“ MANUSIA SEBAGAI MAHLUK SOSIAL DAN BUDAYA” .
Makalah ini berisikan tentang
pengertian dan penjelasan manusia sebgai mahluk sosial dan budaya . yang di
dalamnya membahas tentang kehidupan manusia di dalam masyarakat sebagai mahluk
yang sosial dan budaya. Makalah ini memberikan kita semua kesadaran tentang
kodrat kita sebagai manusia yang menjadi mahluk sosial dan budaya
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata,
kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Depok.
22 November 2012
Penyusun
SESE
SONIA
I.
Latar Belakang
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri. Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain.
Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya, seperti hewan, maka dia tidak akan dapat hidup sendiri karena manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri, misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada Harimau,.
Manusia tanpa manusia pasti akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia merupakan makhluk sosial.
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri. Namun sejak awal kehidupannya dia sudah membutuhkan bantuan orang lain dalam proses kelahirannya. Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan orang lain.
Manusia apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya, seperti hewan, maka dia tidak akan dapat hidup sendiri karena manusia tidak dikaruniai Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk dapat hidup sendiri, misalnya kuku dan gigi yang kuat untuk mencari makan sendiri pada Harimau,.
Manusia tanpa manusia pasti akan mati. Hal inilah yang mendasari bahwa manusia merupakan makhluk sosial.
Di dalam makalah ini membahas tentang Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya, makalah ini memuat pengetahuan tentang hubungan sosial yang terjalin di dalam masyarakat dan juga menyampaikan bahwa manusia mempunya budaya atau kebudayaan yang berbeda-beda.
Terkadang manusia lupa akan kodrat nya sebagai mahluk sosial dan budaya, disini kita lakukan pembahasan tentang manusia sebagai mahluk sosial dan budaya.
II.
Tujuan
Makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan terutama di bidang permasyarakatan atau ruang lingkup
kehidupan dan juga memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa mereka adalah
mahluk sosial yaitu mahluk yang tidak dapat hidup sendiri dan juga manusia
sebagai mahluk budaya.
Sehingga para masyarakat dapat menanamkan sikap akan manusia sebagai mahluk sosial dan budaya dan dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain di dalam berkehidupan.
Sehingga para masyarakat dapat menanamkan sikap akan manusia sebagai mahluk sosial dan budaya dan dapat saling menghormati dan menghargai satu sama lain di dalam berkehidupan.
III.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas kita dapat mengambil pembahasan tentang manusia sebagai mahluk sosial dan
budaya.
mengapa manusia menjadi mahluk sosial dan budaya ?
apa yang harus di lakukan manusia sebagai mahluk sosial dan budaya ?
mengapa manusia menjadi mahluk sosial dan budaya ?
apa yang harus di lakukan manusia sebagai mahluk sosial dan budaya ?
IV.
Pembahasaan
A. Manusia
sebagai mahluk sosial
Manusia sejak awal kelahirannya adalah
sebagai makhluk sosial (ditengah keluarganya). Makhluk yang tidak dapat berdiri
sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan. Sebagai individu, manusia dituntut untuk
dapat mengenal serta memahami tanggung jawabnya bagi dirinya sendiri,
masyarakat dan kepada Sang Pencipta.
Meskipun banyak spesies
berprinsip sosial, manusia sebagai makhluk sosial akan membentuk kelompok
berdasarkan ikatan / pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi
pengumpulan makanan dan penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa dan
kemajemukan dari adat kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan
hidup individu atau kelompok dan untuk pengabadian dan perkembangan teknologi ,
pengetahuan , serta kepercayaan .
Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Identitas kelompok, penerimaan dan dukungan dapat mendesak pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam kemampuannya untuk membentuk dan beradaptasi ke kelompok baru.
Manusia sebagai makhluk sosial artinya
manusia sebagai warga masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai
kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain. Setiap manusia
cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia
lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk
sosial.
·
Tujuan Manusia Bersosialisasi dengan Manusia lain
Tujuan sosialisasi secara esensial (secara
pokok) adalah untuk dapat mengantarkan manusia pada kebutuhan dan tuntutan
untuk dapat terus bertahan hidup di bidang fisik maupun sosial budaya (Stephan
& Stephan, 1990).
konteks fisik, proses sosialisasi harus dapat
membekali manusia dengan kemampuan-kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
biologis dasar yang diperlukan untuk terus hidup dalam lingkungan fisik mereka.
Dalam konteks sosial budaya, proses sosialisasi
harus dapat membantu manusia dengan pemahaman tentang sistem norma dan peran
yang dikembangkan dalam masyarakat.
Adapun tujuan pokok dari pada sosialisasi (buku sari
sosiologi) adalah :
1. Memberi ketrampilan yang dibutuhkan
seseorang dalam kehidupan ditengah-tengah masyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan seseorang
untuk berkomunikasi secara efektif.
3. Membantu seseorang mengendalikan
fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4. Menanamkan kepada seseorang
nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
·
Faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi
Sosialisasi bekaitan erat dengan kepribadian. Hal ini
karena kepribadian terbentuk sebagai hasil sosialisasi individu terhadap apa
yang ada disekelilingnya seperti nilai, norma, kebiasaan, adat-istiadat
kebudayaan.
Ada lima faktor yang menjadi dasar perkembangan
kepribadian (sosialisasi) yaitu :
1
Sifat dasar,
yaitu suatu sifat dari keseluruan potensi yang diwariskan dari ayah dan ibunya.
2
Lingkungan
prenatal, yaitu lingkungan dimana dia sebelum lahir (ketika dia masih didalam
rahim sang ibu. Pada saat ini dia dapat pengaruh dari ibunya seperti jenis
penyakit, gangguan enduktrin yang bisa mengakibatkan gangguan mental, srtuktur
tubuh seperti cacat, kidal, dan sebagainya.
3. Perbedaan perorangan (individu),
yaitu bayi yang tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik dan berbeda
dengan individu-individu yang lain.
4. Lingkungan, yaitu kondisi disekitar
individu yang mempengaruhi rasa sosialisasinya yang meliputi : lingkungan alam,
lingkungan kebudayaan, lingkungan manusia lain dan masyarakat disekitarnya.
5. Motivasi, yaitu kekuatan dari dalam
individu yang menggerakkannya untuk berbuat sesuatu.
Dalam kehidupan sosial kita
perlu melakukan interaksi antara manusia dengan manusia lainnya.
Interaksi adalah proses di mana
orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dala pikiran danb
tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari
tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.
Interaksi sosial antar individu terjadi
manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling
menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan mungkin berkelahi.
Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial.
Interaksi sosial terjadi dengan
didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut
1. Imitasi adalah suatu proses peniruan
atau meniru.
2. Sugesti adalah suatu poroses di mana
seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau peduman-pedoman tingkah
laku orang lain tanpa dkritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini
adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari dirinya sendiri maupuhn
dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik.
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.
3. Identifikasi dalam psikologi berarti
dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah
maupun batiniah.
4. Simpati adalah perasaan tertariknya
orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis
rasional, melainkan berdasarkan penilain perasaan seperti juga pada proses
identifikasi
B.
Manusia sebagai mahluk budaya/
berbudaya
·
Definisi
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni.
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan
meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan
ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.
”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina.
Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya
tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk
menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya
sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang
gelar manusia berbudaya.
Manusia juga
akan mulai berpikir tentang bagaimana caranya menggunakan hewan atau binatang
untuk lebih memudahkan kerja manusia dan menambah hasil usahannya dalam
kaitannya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Manusia sangat mempunyai hasrat yang tinggi apabila dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Hasrat untuk selalu menambah hasil usahanya guna mempermudah lagi perjuangan hidupnya menimbulkan perekonomian dalam lingkungan kerja sama yang teratur.
Hasrat disertai rasa keindahan menimbulkan kesenian. Hasrat akan mengatur kedudukannya dalam alam sekitarnya, dalam menghadapai tenaga-tenaga alam yang beraneka ragam bentuknya dan gaib, menimbulkan kepercayaan dan keagamaan. Hasrat manusia yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu disekitarnya menimbulkan ilmu pengetahuan.
Ada hakekatnya kebudayaan mempunyai dua segi, bagian
yang tidak dapat dilepaskan hubungannya satu sama lain yaitu segi kebendaan dan
segi kerohanian. Segi kebendaan yaitu meliputi segala benda buatan manusia
sebagai perwujudan dari akalnya, serta bisa diraba. Segi kerohanian terdiri
atas alam pikiran dan kumpulan perasaan yang tersusun teratur. Keduanya tidak
bisa diraba.
·
Kebudayaan (Culture)
Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Pengertian kebudayaan banyak sekali dikemukakan oleh para ahli.
Salah satunya dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan, yang diperlukan manusia untuk menguasa alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk kepntingan masyarakat.
Atas dasar
itulah para ahli mengemukakan adanya unsur kebudayaan yang umumnya dibagi
menjadi 7 unsur, yaitu :
1. Unsur religius;
2. Sistem kemasyarakatan;
3. Sistem peralatan;
4. Sistem mata pencaharian hidup;
5. Sitem bahasa;
6. Sistem pengetahuan
7. Kesenian.
2. Sistem kemasyarakatan;
3. Sistem peralatan;
4. Sistem mata pencaharian hidup;
5. Sitem bahasa;
6. Sistem pengetahuan
7. Kesenian.
Berdasarkan unsur diatas, maka
kebudayaan paling sedikit memiliki 3 wujud, antara lain:
- Wujud sebagai suatu
kompleks dari ide-ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya. Ini merupakan
wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, lokasinya dalam pikiran masyarakat
dimana kebudayaan itu hidup.
- Kebudayaan
sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam
masyarakat.
- Kebudayaan sebagai benda hasil karya
manusia.
Menurut JJ. Hogman dalam bukunya “The World of Man”
membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities, dan artifacts.
Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar Antropologi” menggolongkan
wujud budaya menjadi:
· Sebagai
suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan
sebagainya
· Sebagai
suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
· Sebagai
benda-benda hasil karya manusia.
Berdasarkan
bentuknya, budaya dapat dibagi menjadi 2 yaitu budaya yang bersifat abstrak dan
budaya yang bersifat konkret atau nyata:
§
Budaya yang
bersifat abstrak adalah budaya yang tidak dapat dilihat secara kasat mata
karena bearada dalam pemikiran manusia. Contohnya yaitu ide, gagasan, cita-cita
dan lain sebagainya.
§
Budaya yang
bersifat konkret adalah budaya yang berpola dari tindakan atau peraturan
dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati,
disimpan atau diphoto. Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem
sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku,
bahasa dan materi.
·
Perilaku
Perilaku
adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap
perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern
of behavior) masyarakatnya.
·
Bahasa
Bahasa
adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan
ditangkap dengan telinga (auditory). Ada pula yang berpendapat bahwa
bahasa adalah suatu perjanjian tidak tertulis yang telah kita tandatangani dan
berlaku seumur hidup.
Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain sehingga manusia dapat saling bertukar pikiran sehingga hasil dari pertukaran tersebut adalah budaya yang semakin kaya dan kebudayaan yang berkembang dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman.
Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain sehingga manusia dapat saling bertukar pikiran sehingga hasil dari pertukaran tersebut adalah budaya yang semakin kaya dan kebudayaan yang berkembang dan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman.
·
Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau
perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian,
alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan,
pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang
terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup
V.
Kesimpulan
Jadi
di dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai mahluk sosial dan budaya
saling bergantung dan saling menunjang.
oleh karena itu kita sebagai mahluk sosial dan budaya harus saling menjaga satu sama lainnya. Karena kodratnya manusia saling terikat satu sama lainnya .
oleh karena itu kita sebagai mahluk sosial dan budaya harus saling menjaga satu sama lainnya. Karena kodratnya manusia saling terikat satu sama lainnya .
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai
makhluk Tuhan yang paling sempurna merupakan makhluk yang memiliki budaya.
Manusia dapat menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Kebudayaan merupakan warisan yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya dengan baik.
Manusia dapat menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Kebudayaan merupakan warisan yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar